- Pengertian Perkembangan
Pengertian perkembangan
menurut para ahli :
·
Menurut
E.B. Harlock, perkembangan adalah serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kuantitatif.
·
Menurut
McLeod, perkembangan adalah proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih
maju.
·
Menurut
Sentrok Yussen, perkembangan adalah pola perkembangan individu yang berawal
pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi.
·
Menurut
Dictionary of Psichology dan The Penguin Dictionary, peekembangan adalah
tahapan-tahapan yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lain
tanpa membeda-bedakan aspek-aspek yang terdapat dalam diri organisme-organisme
tersebut.[[1]]
·
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkembangan adalah perihal berkembang.
Dan kata berkembang memiliki arti mekar, terbuka :menjadi besar, luas dan
banyak serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran,
pengetahuan dan sebagainya.[[2]]
Berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulkan Perkembangan adalah suatu proses yang berkesinambungan dengan
menyempurnakan funsi psikologi yang disandang oleh organ fisik, tetapi sering
kali muncul pada kecepatan yang bervariasi.
B. Tahap-Tahap Perkembangan Anak
- Masa
Pranatal
a. Masa Midigah/Embrio : konsepsi – 8 minggu
b. Masa janin/fetus : 9 minggu - lahir
- Masa bayi
: usia 0 - 1 tahun
a. Masa Neonatal : usia 0 - 28 hari
- Masa
neonatal dini : 0 -7 hari
- Masa
neonatal lanjut : 8 – 28 hari
b. Masa pasca neonatal : 29 hari-1tahun
- Masa
Prasekolah : usia 1 - 6 tahun
- Masa
Sekolah : usia 6 - 18/20 tahun
a. Masa pra remaja : usia 6 – 10 tahun
b. Masa remaja :
·
Masa
remaja dini
§ Wanita : usia 8 - 13 tahun
§ Pria : usia 10 – 15 tahun
·
Masa
remaja lanjut
§ Wanita : usia 13 – 18 tahun
§ Pria : usia 15 – 20 tahun.[[3]]
C. Aspek Aspek dalam Perkembangan Anak
1. Perkembangan Kognitif Anak
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, kognitif adalah berhubungan dengan atau
melibatkan kognisi, adapun kognisi yaitu kegiatan atau proses memperoleh
pengetahuan (termasuk kesadaran, perasaan, dsb) atau usaha mengenali sesuatu
melalui pengalaman sendiri.[[4]]
Sehingga dapat disimpulkan perkembangan kognitif yaitu
perkembangan yang melibatkan proses memperoleh pengetahuan atau mengenali
sesuatu melalui diri sendiri.
2. Perkembangan Motorik Anak
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, motorik adalah bersangkutan dengan penggerak,[[5]]
sehingga yang dimaksut perkembangan motorik yaitu Motorik merupakan perkembangan pengendalian
gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot,
otak, dan spinal cord.
Perkembangan
motorik meliputi motorik kasar dan halus.
§
Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari,
naik-turun tangga dan sebagainya.[[6]]
§
motorik
halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota
tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun
balok, menggunting, menulis dan sebagainya.[[7]]
3. Perkembangan Bahasa Anak
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, bahasa adalah istem lambang bunyi yg arbitrer, yg
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri.[[8]]
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan
scseorang disimbolisasikan agar dapat mcnyampaikan arti kepada orang lain. Oleh
karera itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu
bertutur kata.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan perkembangan bahasa yaitu
perkembangan dimana anak sedikitdemi sesikit mulai beruasaha untuk
berkomunikasi yaitu kemampuan untuk merespon terhadap suara, mengikuti perintah
dan berbicara spontan.
4. Perkembangan Fisik Anak
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, fisik adalah jasmani dan badan.[[9]]
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks
dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal (dalam
kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini Kuhlen dan Thompson
mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek,yaitu:
· Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
· Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
· Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
· Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang asasnya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normlitas dari konstitusi, struktur dan kondisi talian dengan masalah Body-Image, self-concept, self-esteem dan rasa harga dirinya.
· Sistem syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi;
· Otot-otot, yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik;
· Kelenjar Endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada usia remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan, yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis;
· Struktur Fisik/Tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proporsi.
Awal dari perkembangan pribadi seseorang asasnya bersifat biologis. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya, normlitas dari konstitusi, struktur dan kondisi talian dengan masalah Body-Image, self-concept, self-esteem dan rasa harga dirinya.
Faktor Perkembangan Fisik
- Keturunan (genetik)
- Lingkungan
- Gizi
- Gangguan emosional
(produksi adrenalin steroid yang berlebihan)
- Faktor
Sebelum Lahir (Kekurangan nutrisi & vitamin)
- Faktor
ketika lahir (pendarahan yang disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim)
- Faktor
Sesudah Lahir (Pengalaman traumatik pada kepala)
- Faktor
Psikologis :
5. Perkembangan Sosial Anak
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosial adalah berkenaan dengan masyarakat.[[10]] Dalam
hal ini perekembangan lebih ditekankan bagaimana anak berinteraksi dengan orang
lain, baik itu orangtua, saudara maupun tetangga.
Pada masa anak menurut Syamsu Yusuf, bentuk-bentuk
prilaku sosial itu adalah sebagai berikut :
a) Pembangkangan (negativisme), yaitu bentuk tingkah laku melawan.
b) Agresi (Agresion), yaitu perilaku menyerang balik secara verbal dan
non vernbal
c) Berselisih atau bertengkar (quarelling), terjadi apabila anak merasa
tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain.
d) Menggoda (teasing), yaitu sebagai bentuk lain dari agresif.
e) Persaingan (rivally)
Faktor faktor ayng mempengaruhi
perkembangan sosial anak usia dini
1. Pengaruh orang tua
Tidak dapat diragukan lagi bahwa orang tua sangat
mempengaruhi perkembangan tingkah laku sosial anak. Hubungan yang mendalam dan
akrab besar pengaruhnya terhadap proses sosialisasi remaja. Namun karena remaja
menjadi mandiri dan tidak mau lagi banyak diatur, serta dituntut patuh oleh
orang tua dalam kehidupan sosial, maka terjadi konflik antara orang tua dan remaja.
Senarnya hal ini tidak perlu terjadi kalau orang tua memberi kesempatan untuk
mengambil keputusan tentang hubungan sosialnya seperti menentukan teman,
anggota kelompok dan berbagai dalam kehidupan sosialnya.
2. Kematangan
Bersosialisasi memerlukan kematangan fisikdan psikis.
Untuk mampu mempertimbangkan dalam proses sosial memberikan dan menerima
pendapat orang lain. memerlukan kematangan intelektual dan emosional. Disamping itu kemampuan berbahasa ikut pula
menenuntukan.
3. Status Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial banyak dipengaruhi oleh kondisi atau
status kehidupan sosial keluarga dalam lingkungan masyarakat. Masyarakat akan
memandang anak bukan sebagai anak yang independen akan tetapi akan dipandang
dalam konteksnya yang utuh dalam keluarga anak itu, “ia anak siapa”. Secara
tidak langsung dalam pergaulan sosial anak, masyarakat dan kelompoknya akan
memperhitungkan norma yang berlaku didalam keluarganya.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses sosialisasi anak yang
terarah. Hakikat pendidikan sebagai proses pengoperasian ilmu yang normatif
akan memberi warna kehidupan sosial anak didalam masyarakat dan kehidupan
mereka dimasa yang akan datang.
5. Kapasitas mental : emosi dan intelegensi
Berpikir berarti meletakkan hubungan antar bagian
pengetshusn ysng diperoleh manusia. Kemampuan berpikir mempenagruhi kemampuan
belajar, memecahkan masalah , dan berbahasa. Perkembangan emosi seperti yang
telah diuraikan di bab pertama, berpengaruh sekali terhadap perkembangan sosial
anak. Anak yang berkemampuan intelektual tinggi akan berkemampuan berbahasa
secara baik. Oleh karena itu kemampuan intelektual tinggi, kemampuan berbahasa
tinggi, dan pengendalian emosional secara seimbang sangat menentukan keberhasilan dalam perkembangan
sosial anak.
6. Perkembangan Emosional Anak
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, emosional adalah menyentuh perasaan;
mengharukan.[[11]]
Perkembangan emosional anak yaitu dimana perasaan yang dimiliki anak berkembang.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi
Secara umum perkembangan emosi dipengaruhi oleh
kematangan dan belajar anak.
Adapan metode belajar yang menunjang perkembangan emosi anak
:
a. Belajar dengan coba–coba
Anak belajar dengan coba – coba untuk mengekspresikan
emosinya dengan bentuk perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama
sekali tidak memberikan kepuasan.
b. Belajar dengan cara meniru
Dengan cara meniru dan mengamati hal – hal yang
membangkitkan emosi orang lain, maka anak- anak akan mendapat reaksi untuk
mengikuti emosi itu.
c. Belajar dengan mempersamakan diri
Anak hanya meniru emosi orang yang dianggap sama
karakternya dengan dirinya.
d. Belajar melalui pengondisian
Dengan metode ini,objek situasi yangmulanya gagal
memancing reaksi emosional kemudian berhasil dengan cara asosiasi. Pengondisian
terjadi dengan mudah dan cepat pada tahun – tahun awal kehidupan karena anak
kecil kurang mampu menalar, mengenal betapa tidak rasionalnya reaksi mereka.
e. Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan
Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika
suatu emosi terangsang. Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi
terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan di
cegah agar tidak bereaksi emosional terhadap rangsagan yang membangkitkan emosi
yang tidak menyenangkan.
- Masalah Yang Terjadi Dalam Perkembangan Anak
Masalah Perkembangan Pada Masa Kanak-Kanak :
1. Disleksia
Disleksia adalah gangguan perkembangan pada otak sejak
lahir ditandai dengan ketidakmampuan belajar anak di usia sekolah dalam
hal membaca dan menulis, atau ketidakmampuan belajar terutama mengenai bahasa
yang mempengaruhi kemampuan mempelajari kata-kata, membaca dan menulis meskipun
anak memiliki tingkat kecerdasan rata-rata, memiliki kesempatan pendidikan yang
cukup serta memiliki penglihatan dan pendengaran yang normal.
Kelainan otak bawaan sejak lahir disebabkan
perkembangan otak pada masa janin yang mengalami hambatan/gangguan.
Penanganan :
1) Manajemen kelas kecil, misal 10 anak dengan 2 orang pembimbing.
2) Pendekatan multisensory. Agar siswa lebih mudah memahami pelajaran,
guru menyampaikan materi melalui berbagai indra ( penglihatan, pendengaran,
sentuhan, pengamatan langsung).
3) Ukuran huruf-huruf yang besar. Dalam pelajaran membaca, huruf dibuat
dalam ukuran besar dan diberi tanda khusus, misal huruf “b” warna merah, huruf
“d” warna hijau.
4)Fokus step by step. Dalam pelajaran membaca dan menulis, fokuskan pada
satu huruf dahulu secara berulang-ulang, setelah anak bisa mengingat dan
menuliskannya kembali tanpa ada kesalahan baru berpindah pada huruf berikutnya.
5) Membaca Teknis. Memulai pelajaran dari hal yang sudah dikuasai
siswa, membaca bacaan bergambar dan menjawab pertanyaan dari bacaan tersebut,
membedakan huruf “b” dan “d” dengan tangan kanan dan tangan kiri, di kelas
formal beri kesempatan siswa dengan disleksia mendapat giliran membaca paling
akhir dari teman-temannya.
6)Kegiatan ekstrakurikuler. Dalam hal ini dikhususkan pada pelajaran
membaca, menulis dan berhitung untuk meminimalisir kesulitan belajar siswa.
7) Pelatihan keterampilan sosial. Hal ini untuk meningkatkan
pemahaman siswa terhadap diri sendiri dan lingkungan sosialnya, siswa juga
diarahkan untuk memahami kesulitan belajar yang ia hadapi serta cara-cara
mengatasinya.
8)Bantuan ahli terapi.
2. Phobia Sosial
Phobia sosial adalah gangguan perkembangan sosial anak
dimana anak berada dalam kondisi irasional yaitu kecemasan yang
berlebihan ketika berinteraksi dengan lingkungan sosial.
Penyebab
1) Pola asuh yang salah sehingga perkembangan kemandirian sosialnya
terhambat, misal orang tua dengan pengasuhan yang otoriter, atau overprotektif.
2) Trauma
3) Genetik/bawaan dari lahir
Yaitu pada masa janin perkembangan otak anak tidak normal, terdapat
kelebihan pada otak bagian kanan (amygdala) yang berperan mengontrol rasa takut.
Respon tersebut menimbulkan reaksi fisik saat anak berinteraksi, misal pusing,
mual, sakit perut, keringat dingin. Reaksi fisik tersebut dipicu oleh
adanya overaktif pada system saraf otonom yang mengatur system saraf denyut
jantung.
Penanganan
1) Mengevaluasi pola asuh. Idealnya orang tua bersikap demokratis, tetap
memegang kendali namun tetap memberikan kebebasan anak berpendapat.
2) Agenda sosialisasi. Masukkan jadwal sosialisasi dalam jadwal kegiatan
anak. Anak sebaiknya tidak teralu disibukkan dengan les privat sehingga membuat
ia lupa bermain dengan teman-temannya. Pastikan anak mempunyai waktu untuk
menambah koleksi teman dan berinteraksi dengan teman lama.
3) Kenalkan anak pada beragam karakter. Hal ini dapat dilakukan dengan
membacakan cerita fiksi, mengenalnya tokok-tokoh yang ada didalam cerita
tersebut, atau bisa juga menceritakan pengalaman berteman guru/orang tua
kemudian membiarkan anak memperlajari tokoh-tokoh yang diceritakan dan minta
anak untuk menceritakan kembali apa yang ia dengar dan pahami dari
karakter tokoh-tokoh tersebut.
4) Bermain peran. Hal ini untuk melatih anak komunikasi interpersonal.
Misal, bermain telpon-telponan, guru/oarngtua sebagai penelpon, anak sebagai
penerima. Atau bermain dengan bertamu kerumah tetangga, guru/orangtua sebagai
tuan rumah, anak sebagai tetangga yang berkunjung.
5) Sering mengajak anak silaturahim kekerabat, sepupu, tetangga, bermain
di taman bermain dan tempat keramaian lain.
3. Hiperaktivitas
Hiperaktivitas adalah suatu
gangguan perkembangan pada tingkat aktivitas anak, dimana anak memiliki
aktivitas yang berlebihan (tinggi), ata suatu pola perilaku anak yang
menyebabkan sikap anak tidak mau diam, tidak bisa focus perhatian dan impulsive
(semaunya sendiri). Anak hiperaktif cenderung selalu bergerak dan tidak bisa
tenang.
Penyebab
1) Gangguan perkembangan otak pada masa janin di akibatkan keracunan
kehamilan
2) Keracunan timbal yang parah pada masa kanak-kanak, menyebabkan
gangguan proses perkembangan otak ditandai dengan kesulitan konsentrasi dan
hiperaktif. Sumber produksi timbal yaitu batu battery,asap kendaraan, cat rumah
yang sudah tua, bengkel produksi mobil bekas.
3) Infeksi Telinga, yang menyebakan lemahnya pendengaran sehingga
perkembangan bahasa lamban dan perilaku menjadi hiperaktif.
4) Disfungsi neurologis, dengan gejala utama tidak bisa memusatkan
perhatian.
Penanganan
1. Bimbinglah anak hiperaktif menemukan keunggulan dan kekuatan. Hal ini
bertujuan agar mereka terlatih menghargai diri pribadi yang memiliki
keunikan yaitu kelebihan dan kekurangan.
2. Ajarkan disiplin. Disipilin yang tinggi pada anak hiperaktif penting
agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik.
3. Jangan menghukum. Perilaku hiperaktif anak bukanlah suatu
kesalahan yang disengaja, tetapi karena perkembangan otaknya tak sempurna, dan
ia tidak perlu dihukum.
4 Salurkan ke-agresifan anak. Libatkan dan ikutsertakan anak dalam
kegiatan olahraga dan kegiatan di luar ruangan.
5. Jangan memberi label. Jangan member label anak hiperaktfi dengan
kata-kata “nakal/bodoh/malas”, karena pada akhirnya ia akan berperilaku seperti
yang dilabelkan kepadanya, bantu anak menyelesaikan permasalahannya.
6. Pengulangan . Teruslah mengulang hal-hal yang dengan cepat
dapat dipelajari dan diingat oleh anak.
7. Perbanyak komunikasi. Jika pada anak normal hanya berkomunikasi pada
saat tertentu, maka pada anak hiperaktif harus berkomunikasi lebih
sering.
8.Pengawasan. Lakukan pengawasan gerakan anak yang bisa membahayakan diri
sendiri dan orang lain.
Masalah Perkembangan Pada Masa Remaja
( SLTP & SLTA)
1.
Perkembangan Ciri Sekunder Yang Tertunda
/ Terhambat.
Defenisi
·
Suatu kondisi dimana ciri sekunder pada
ramaja terlambat perkembangannya, yang menyebabkan ketidakpuasan remaja akan
body image.
·
Pada remaja yang melewati masa puber (masa remaja awal) dan
akhir masa puber (masa remaja akhir), permasalahan fisik yang terjadi
berhubungan dengan ketidakpuasan/keprihatinan mereka dengan keadaan fisik yang
tidak berkembang secara proporsional sesuai dengan usia remaja pada umumnya
atau tidak berkembang sesuai dengan fisik ideal yang mereka inginkan.
·
Remaja dengan permasalahan ini
seringkali membandingkan dirinya dengan fisik orang lain ataupun fisik
artis/aktor idola mereka, dalam hal ini terfokus pada pinggul, pantat, perut,
paha dan payudara (remaja perempuan) dan kumis, jakun, jenggot dan otot kekar
(pada remaja laki-laki).
Akibat pada remaja
1. Kepercayaan diri remaja
menurun
2. Distress emosi
3. Pikiran yang berlebihan
tentang penampilan
4. Depresi
5. Perilaku makan yang
malapdativ, berlanjut ke anoreksia
6. Menurunnya nilai
akademik di sekolah
Penanganan
1.Bagi
orang tua, penting mempertahankan agar
anak remajanya selalu dalam keadaan sehat, dan terpenuhi kebutuhan akan gizi
seimbang.
2.Memberikan pemahaman kepada anak tentang
proses kematangan pada anak seusianya dan hal-hal yang dapat menghambat
kematangan tersebut bukanlah suatu yang memalukan /menakutkan, sehingga ia
tidak membayangkan terus-menerus bahwa ada suatu kesalahan pada dirinya
bilamana ia berbeda dengan teman-temannya.
3.Bimbing anak menggali potensi diri, yang
bisa menjadi keunggulan dalam hal yang lain sehingga ia tidak merasa malu akan
penampilan, misal prestasi akademik, prestasi olahraga, perstasi seni, dan
lain-lain.
4.Membantu anak memperbaiki penampilan diri.
5.Menjelaskan pada anak bahwa setiap individu
itu unik, berbeda dan mempunyai karakteristik masing-masing yang bisa di
unggulkan.
2. Keterlambatan
Mencapai Tahap Perkembangan Kognitif Operasional Formal
Defenisi
·
Merupakan suatu perilaku ketidakmampuan
remaja dalam mencapai tahap perkembangan
operasional formal yaitu
kemampuan untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia.
·
Sebagian remaja masih berada pada pada
tahap perkembangan berpikir sebelumnya yaitu tahapan operasional kongkrit,
dimana pola pikir yang digunakan masih sangat sederhana, dan belum mampu
melihat masalah dari berbagai dimensi.
·
Jika keterlambatan perkembangan tahapan
ini tidak dilatih/diperbaiki maka akan berlanjut hingga dewasa, dimana
seseorang tidak mempunyai keterampilan berfikir dan masih menggunakan penalaran
dari operasional kongkrit.
·
Masalah pola pikir ini sering terjadi
pada remaja-remaja di negara berkembang dan negara terbelakang.
Penyebab
1. Pola asuh
orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga
remaja tidak memiliki keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai
dengan usia dan mentalnya
2. Sistem
pendidikan yang selalu menggunakan metode satu arah ( ceramah), tidak melatih
anak berpikir dan berpendapat.
3. Kurangnya
perhatian guru dan orang tua pada tahap perkembangan berpikir remaja.
Penangangan
1. Pentingnya
memberikan pemahaman kepada anak tentang tugas-tugas perkembangan pada
remaja secara normal dan memotivasinya
untuk mencapai hal itu.
2.Mendorong anak
untuk bercita-cita secara realistik, dan tidak kecewa akan prestasi yang
telah dicapai tetapi berusaha memperbaikinya
3.Ajak remaja berdiskusi
tentang banyak hal, mempelajari dan mengembangkan konsep-konsep sederhana
menjadi lebih komplit, hargai perbedaan perndapatnya.
4.Libatkan
remaja dalam menyelesaikan suatu permasalahan, biarkan ia berfikir secara
bebas hargai ide dan pendapatnya, meskipun ide tersebut tidak realistik untuk
diterapkan dan tidak ada hasil yang siginifikan bila ide tersebut dilaksanakan.[[12]]
[1]
http://dilihatya.com/2401/ Senin,22
Desember, pukul 21:43 wib
[2] Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 2007, Hlm. 538
[3]
dr.Soetjiningsih,SpAK, Tumbuh Kembang
Anak.Jakarta,ECG,1995, hlm. 17
[4]
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2007, Hlm. 579
[5]
Ibid. Hlm. 756
[6]
dr.Soetjiningsih,SpAK, Tumbuh Kembang
Anak.Jakarta,ECG,1995,Hlm. 30
[7]
Ibid. Hlm. 29
[8]
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Op.Cit, Hlm. 88
[9]
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2007, Hlm. 317
[10]
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2007, Hlm. 1085
[11]
Tim Penyusun Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka, 2007, Hlm. 298
[12] https://bidansmart.wordpress.com/2010/03/15/masalah-perkembangan-pada-anak-remaja-dan-dewasa-awal/